Dimana Pemerintah Saat Petani Karet Banyak Beralih ke Sawit

Dimana Pemerintah Saat Petani Karet Banyak Beralih ke Sawit

Anggota DPRD Inhu Saat Memberikan Keterangan Pers

 

Inhu, PesonaIndragiri.com - Saat ini  sudah banyak petani karet menebang pohon  dan beralih menanam kelapa sawit. Salah satu penyebabnya harga karet anjlok dan tak kunjung naik.

Akibatnya petani karet yang tidak memiliki modal terpaksa harus bertahan menderes kebun karet tuanya. Serta berusaha merubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit.

Dua politis di DPRD Inhu Martimbang Simbolon dan Syarial kepada wartawan Senin (24/1/2022) menjelaskan seharusnya  pemerintah hadir ditengah masyarakat. Serta diharapkan agar petani karet tersebut mendapatkan solusi biaya hidup dan biaya perawatan kebun menjelang kebun sawit yang ditanam berbuah menghasilkan.

"Pemerintah harus membuat terobosan dan inovasi dengan pihak perbankan untuk pembiayaan petani karet yang beralih ke sawit," kata Martimbang Simbolon.

Bagaimana memfasilitasi pendanaan beralihnya petani karet ke petani sawit dan hasil sawitnya nanti maksimal, itu semua butuh pendampingan, mulai dari bibit sawit yang digunakan, sampai dengan cara tanam dan pola pemupukan berkebun sawit.

"Kita berharap seluruh sawit masyarakat mendapatkan hasil panen yang maksimal, untuk memperoleh itu hasil tanam sawit yang belum menghasilkan petaninya harus mendapatkan bantuan biaya hidup," ujar Syarial.

Petani karet yang beralih ke sawit haruslah mendapatkan bantuan dari pemerintah, hal itu diharapkan masyarakat agar kebutuhan ekonomi rumah tangga petani karet yang beralih ke sawit tidak amburadul, dan biaya anak sekolah tetap terpenuhi. 

Berdasarkan data lapangan, apabila kebun karet tua ditumbang, mereka para petani karet tidak dapat biaya hidup. Simalakama jika tidak di lakukan alih fungsi jadi sawit sebab, hasil karet yang ada tidak bisa maksimal, terutama  meningkatkan ekonomi keluarga.

"Hasil karet yang ada saat ini, petani hanya untuk beli beras tidak sanggup. Apalagi untuk biaya anak sekolah, dimana harga karet hanya Rp800 per-kilogram di tingkat petani," jelasnya.

Agar petani karet mampu bersaing, pemerintah harus mengawasi harga karet petani agar mampu tembus Rp12 ribu per-kilogram barulah ekonomi petani karet stabil.

Sebagai gambaran, DPRD di Kabupaten Indragiri hulu setiap tahunya mengalokasikan anggaran untuk Dinas pertanian senilai Rp33 milyar pertahun, dan untuk dinas ketahanan pangan senilai Rp4 milyar pertahun.

Dikabupaten Inhu sendiri saat ini, karet tua yang sedang dan akan dilakukan peremajaan dan alih fungsi menjadi kabun sawit terdapat di Kecamatan Peranap, Kelayang, Seberida,  dan di Kecamatan Rengat barat. **sic